Gerakan Kentongan Perubahan Tak Terbendung, FormasiNU: Negara Dalam Bahaya, Awasi Ketat Pemilu 2024 dari Kelicikan
Jakarta, FreedomNews – Pemilu 2024 dinilai sebagai pemilu yang paling rawan dengan kelicikan dan kecurangan. Perilaku politik anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, yang tetap ngotot maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto, dianggap kontestan lain sebagai upaya menghadapi “incumbent bayangan”.
Menurut Ketua Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU) Ahmad Rauf Qusyaery (Gus Rauf) kepada Freedom News di sela-sela diskusi politik Trijaya FM di Jakarta (15/01/24), saat ini memang secara tidak langsung kita tidak berhadapan dengan incumbent tapi jelas, arah dukungan Jokowi ke paslon 02 itu telah kita rasakan betul di lapangan.
"Dan ini jelas warning atau tanda-tanda bahaya dalam demokrasi kalau Presiden Jokowi juga telah ikut bermain," ujar Ketua FormasNU Ahmad Rouf Qusyairi, dalam diskusi Polemik Trijaya FM, Sabtu (13/1/2024).
Menurut Gus Rouf, ini memang selalu ada potensi kecurangan di setiap pemilu, karena siapapun yang terlibat akan menggunakan segala cara untuk mewujudkan cita-citanya berkuasa.
Tapi ingatnya, “Tinggal bagaimana kita mampu meminimalisir potensi kecurangan itu, syukur-syukur bisa nol koma sekian persen. Sebab pemilu tersebut menyangkut kualitas demokrasi, sehingga hasil kontestasi pileg maupun pilpres benar-benar harus terjaga dan punya legitimasi kuat sehingga dapat diterima publik,” harap Rouf yang juga menjabat Deputi Santri Milenial di Timnas AMIN.
Untuk itu, tegas Gus Rauf, sebagai bagian dari upaya menekan kecurangan pemilu, FormasNU bersama Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan – Muhamin Iskandar (Timnas AMIN) yang menggalang partisipasi publik lewat gerakan Kentongan Perubahan.
Gus Rouf menegaskan FormasiNU terus menggerakkan rakyat untuk mengawasi pemilu di semua tahapan karena indikasi kecurangannya begitu nyata. Kemudian, mengapa Kentongan, Gus Rouf,” tanya Freedom News?
"Dipilih karena kentongan ini sudah familiar di Indonesia. Di kampung-kampung kalau ada bahaya perampokan, kebakaran atau banjir itu selalu dibunyikan kentongan,” tegas Gus Rouf.
Kentongan, lanjut Gus Rouf, adalah salah satu peringatan berbasis kearifan lokal, bahwa kondisi negara tidak sedang baik-baik saja. “Apalagi di saat yang sama, lembaga penyelenggara pemilu juga terlihat agak kendor,” ungkapnya.
Gus Rouf menambahkan, pada era digital seperti sekarang ini, kentongan sudah menjadi barang usang di mata milenial. “Era digital itu memang menuntut kreativitas yang punya value. Makanya kentongan ini menjadi tool atau alat untuk menyamakan frekuensi, tetap nanti diekspos melalui social media dan sebagainya,” tambah Rouf.
Gus Rouf juga berterima kasih kepada khalayak, terobosan kentongan perubahan ini mendapat respon positif. “Alhamdulillah dari teman-teman banyak yang tertarik karena kita bagikan gratis. Sudah diproduksi puluhan ribu kentongan, dan peminat yang memesan melalui WhatsApp di nomor 082112345757 sudah belasan ribu,” ungkapnya.
Gus Rouf juga mengingatkan, masyarakat, terutama pendukung AMIN untuk membuat gentar siapapun yang berniat curang, dengan mendatangi TPS sambil membawa kentongan pada 14 Februari nanti. “Saya kira ini akan memunculkan confident. Karena simple, begitu ada indikasi kecurangan tinggal bunyikan kentongan, tidak lagi terjebak pada prosedural,” tandasnya. (BS)