Dengan Aditif Speed27: BBM Pertalite Rasa Pertamax

SETELAH berhasil menemukan dan membuat alat pembersih carbon (CO2) di ruang bakar mesin tanpa harus membongkar mesin, Wilianto Ali Rahardjo, baru-baru ini membuat formula aditif murni dari alam, sehingga saat cairan ini sudah bercampur dengan BBM menjadi reaktif.

Seperti banyak diketahui, di pasaran ada beberapa produk aditif oktan booster. Kita bisa memilihnya dengan bijak. “Produk kami ini bukan sebagai boster, tapi lebih cenderung ke reaktivitas BBM. Aditif ini murni dari alam. Tidak bersifat korosif dan tidak mengandung sulfaktan,” ungkap Wili.

Menurut pria kelahiran Sumenep itu, cairan ini mempunyai karakteristik ke BBM lebih reaktif. Cairan aditif ini tidak untuk menaikkan oktan. Tapi, jika BBM seperti Pertalite dicampur dengan cairan ini, akan lebih cepat terbakar pada kompresi rendah atau pun tinggi.

Wili membuktikan dengan 1 liter Pertalite ditambah 4 tetes aditif ini – biasa memakai aditif ini untuk aplikasi ke balap – tapi karena mencari BBM balap yang begitu sulit dan mahal, sehingga kemudian melakukan riset pada 1994 di mobil Toyota Hardtop yang boros.

Dan, hasilnya pencapaian aditif ini adalah zero emission dengan biaya yang terjangkau masyarakat luas. “Efek samping positifnya pada motor lama yang memakai oli samping atau 2 stroke engine ini akan berkurang asap carbon-nya.

“Memang semua faktor dari kualitas oli dan BBM-nya. Di sinilah tantangannya. Bagaimana kita bisa mengurangi penumpukan karbon di ruang bakar,” lanjut Wili.

Adakah efek negatifnya? “Efek negatif aditip ini masih belum kami temukan yang fatal. Hanya kalau kita banyak isi BBM kita denga beberapa tetes saja, mesin tarikan dan larinya akan lebih garang luar biasa,” kata Wili.

“Teknolog ini untuk menyiasati pembersihan carbon di ruang bakar agar mesin kembali sehat,” ujar Wili. Ada dua cara untuk membersihkan carbon di ruang bakar. Pertama, dengan pemasangan alat HOS (Hydro Oxide System) atau H2O.

Kedua, dengan gurah carbon yang sistemnya tanpa membongkar, sangat sederhana, yang hasilnya juga bisa dirasakan. “Ini jelas bisa menghemat waktu, tenaga, dan biaya yang ringan,” ungkap Wili kepada Freedom News.

Jadi, kalau hanya untuk mengejar Zero Emission, Pemerintah bisa menggunakan teknologi temuan Wili. Setelah sukses dengan temuan Tabung Hemat BBM-nya, Hydro Speed-27, Wili menciptakan sebuah alat carbon clean atau gurah untuk membersihkan carbon di ruang bakar mesin.

Cara kerja alat ini, gas hidrogen yang dihasilkan dalam tabung reaksi pertama (penghasil gas hidrogen tanpa pemakaian daya DC/AC) dimasukan ke tabung reaksi kedua yang berisi cairan hidrogen, disuplai ke filter udara atau intake manipol (mana yang lebih mudah untuk instalasinya).

Kemudian, gas hidrogen yang masuk ke dalam ruang bakar akan bercampur dengan bahan bakar, sehingga pembakarannya menjadi sempurna, karena sifat hidrogen mengikat CO, maka carbon di ruang bakar akan terikat dan dibuang ke ekhaust atau knalpot.

“Proses carbon clean ini memerlukan waktu efektif sekitar 15-30 menit,” kata Wili. Carbon akan keluar melalui knalpot berupa asap hitam, sampai tidak tampak asap hitam lagi, sehingga ruang bakar, termasuk klep, masuk dan buang akan bersih sekitar 80 persen.

Itulah cara kerja alat gurah hasil temuan dari alumni SMAN 1 Sumenep ini. Saya sudah melihat dan membuktikan sendiri bagaimana efektivitas dan cara kerjanya. Terakhir, setelah sudah sekian kali, saya menyaksikan bagaimana Wili menggurah tiga sepeda motor.

Suatu ketika motor Honda Supra X-125 milik saya sudah waktunya servis rutin, dan oleh teknisi sebuah bengkel resmi Honda di Sidoarjo dinyatakan harus mengganti busi, karena sering ngadat dan sulit sekali starter-annya.

Namun, setelah digurah dengan carbon clean selama sekitar 30 menit, mesin mudah dihidupkan. Ketika digurah, asap hitam keluar dari knalpot sebagai pertanda bahwa proses gurah sedang berjalan sempurna.

Yang saya rasakan setelah digurah, tarikan mesin lebih langsam. Ketika busi diperiksa, kondisinya malah bersih, sehingga tidak pernah “batuk-batuk” dan tersendat lagi ketika mulai menghidupkan dan berjalan.

Dan, busipun oleh teknisi bengkel dinyatakan, tidak perlu diganti. Padahal, sepekan sebelumnya teknisinya menyarankan supaya businya diganti saja. Itulah bukti nyata manfaatnya carbon clean dengan hidrogen ini.

Teknologi temuan Wili ini mulai efektif digunakan sejak 2018 lalu, meski dia telah menemukannya beberapa tahun sebelumnya. Setidaknya sudah lebih dari 150 unit mobil dan 50-an unit motor yang menggunakan jasa carbon clean ini.

Temuan ini sebenarnya adalah pengembangan dari temuan Wili sebelumnya. Yaitu Tabung Hydro Speed-27. Speed-27 bisa mengurangi konsumsi BBM sampai 30 persen.

Dan, temuan teranyar Wili adalah Aditif berupa cairan dalam sebuah ampul seperti yang telah disinggung pada awal penulisan ini. Jadi, sebenarnya Pemerintah jika ada kemauan, bisa memakai temuan Wili ini kalau hanya ingin agar udara kita bebas carbon dari kendaraan bermotor. (*)

Mochamad Toha