Dalam Usia 100 Tahun, Dokter Ini Masih Praktik dan Bimbing Calon Spesialis

NAMANYA Howard Tucker. Kelahiran 1922. Dia menyelesaikan kuliah kedokteran di Universitas Ohio pada 1947. Sejak itu, selama 75 tahun, Dokter Tucker menjalankan profesinya di Cleveland.

Dia baru-baru ini saja berhenti melayani pasien. Namun, masih terus memberikan kuliah kepada para mahasiswa kedokteran.

Dr Tucker dinyatakan sebagai dokter yang terlama masa praktiknya. Guiness Wolrd Record yang mendeklarasikan status ini.

Dahsyatnya, Dr Tucker juga seorang pengacara (lawyer). Sejak 1989 ketika dia berusia 67 tahun. Dia masih bersemangat mempelajari hukum pada usia pensiun.

Tapi, Tucker mengatakan justru tak berhenti belajar dan beraktivitas itulah yang membuat dirinya tetap berpikiran dan bermental tajam. Tucker tidak mau mempensiunkan dirinya.

Inilah salah satu dari lima hal (tip) yang dijelaskannya kepada kanal CNBC Amerika tentang cara-cara agar bisa tetap sehat dan “sharp” (tajam) dalam usia lanjut.

Yang pertama, jangan pensiun. Kata Tucker, dia tidak mau menghabiskan waktunya dalam definisi pensiun. Pada masa pandemi Covid-19, Dr Tucker ikut merawat pasien 5 atau 6 hari seminggu. Setelah itu dia menjadi dosen untuk para dokter calon spesialis. Ini dilakukan Tucker 2 atau 3 hari dalam sepekan.

Kalau ada waktu senggang, Tucker selalu menghabiskannya bersama empat anaknya dan 10 cucunya. Mereka melakukan kegiatan olahraga termasuk ski-sepatu atau menonton acara sport di Cleveland.

Yang kedua, Tucker tidak membiarkan badannya “kebablasan”. Jangan sampai berubah bentuk (out of shape). Untuk menjaga postur tubuhnya, Tucker melakukan olahraga renang, jogging, mendaki, dan main ski. Semua ini dilakukannya secara teratur hingga usianya hampir 90 tahun.

Menurut dokter yang menyandang predikat ahli syaraf (neurologist) itu, sekarang dia tidak lagi main ski. Dan juga tidak seaktif dulu. Namun, setiap hari dia melakukan jalan cepat setidaknya lima kilometer sehari di mesin ban berjalan (treadmill)-nya.

Yang ketiga, Dokter Tucker tidak merokok. Dia mengatakan, ketika masih duduk di sekolah menengah pada 1930-an, dia pernah mengatakan kepada ayahnya bahwa dia akan mulai merokok. “Tidak masalah,” kata ayahnya. Tapi ayahnya menambahkan, dia heran mengapa orang tidak menghirup udara segar ketimbang memasukkan entah apa saja ke dalam paru-parunya.

Sejak itu, kata Tucker, langsung semagatnya untuk merokok hilang. Dia tak terpancing lagi untuk merokok.

Dokter neurologi ini teringat ketika ikut rapat medis dengan para dokter yang hadir sambil rokok menjuntai di bibir mereka. Mereka mengatakan kepada para pasien agar merokok. Sebab, merokok akan menekan selera makan dan membuat syaraf menjadi tenang.

Sekarang ini semua orang tahu merokok menyebabkan kanker, gangguan nadi, stroke, gangguan jantung, dan berbagai jenis penyakit lain.

Yang keempat, kata Tucker, dia tidak mengekang dirinya. Dalam arti jalanilah kehidupan dengan wajar. Silakan menyantap steak tapi tidak tiap hari.

Istri Tucker, Sara, cukup pintar memasak. Dia membantu suaminya menjaga diet harian atau menu makanan. Setiap kali makan selalu ada sayur salad. Sayur hijau juga. Tak ketinggalan brokoli, kubis Brussel, dll.

Yang kelima, Tucker tidak menyia-nyiakan ilmu yang ada padanya. Selama lebih tujuh dekade sebagai neurolog, dia melihat sendiri ilmu kedokteran berevolusi dari laboratorium ke teknik canggih komputerisasi gambar (foto).

Tucker merasa senang bisa memberikan kuliah dan bimbingan kepada para calon dokter spesialis. “Saya pun banyak belajar dari mereka,” ujar Tucker.

Itulah lima (5) tip untuk menjaga agar badan tetap sehat dan bugar, penuh semangat, tidak pikun, dan bisa bertahan relatif lama. (AU/berbagai media online).