ASEAN Carbon Market Alliance (ACMA) dan Pembangunan Berkelanjutan Surabaya

Catatan M. Isa Ansori, Kolumnis dan Akademisi, Wakil Ketua ICMI Jatim Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Lingkungan

SURABAYA, sebagai kota yang berambisi menjadi kota dunia yang maju dan humanis, seperti yang tertuang dalam RPJMD Kota Surabaya, 2025 – 2030, dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana kita bisa membangun masa depan yang lebih baik tanpa merusak alam yang menopang kehidupan kita?

Di tengah tantangan terjadinya perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, muncul satu harapan baru dari – ASEAN Carbon Market Alliance (ACMA) – sebuah inisiatif yang bisa mengubah wajah pembangunan berkelanjutan di kota ini. Apalagi Surabaya baru saja dinobatkan sebagai kota layak anak dunia oleh Unicef.

ACMA menawarkan suatu mekanisme perdagangan karbon yang memungkinkan negara-negara di ASEAN saling bekerja sama untuk menurunkan emisi gas rumah kaca. Namun, lebih dari sekadar angka dan kebijakan teknis, ACMA bisa menjadi bagian dari gerakan perubahan yang lebih besar, menghubungkan upaya global dengan langkah-langkah konkret di tingkat lokal.

Di sinilah Surabaya bisa mengambil peran penting, bukan hanya sebagai kota besar yang terus tumbuh, tetapi juga sebagai contoh bagaimana pembangunan bisa sejalan dengan upaya menjaga bumi untuk generasi mendatang.

Peran Surabaya dalam Skema Perdagangan Karbon

Bayangkan Surabaya bukan hanya menjadi kota yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit dan jalanan sibuk, tetapi juga kota yang berkomitmen melestarikan lingkungannya.

Dalam skema perdagangan karbon, Surabaya bisa berperan sebagai penghasil dan pembeli kredit karbon. Ini bukan hanya soal transaksi bisnis saja, tetapi juga soal tanggung jawab moral kita untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Sebagai penghasil kredit karbon, Surabaya bisa memanfaatkan berbagai inisiatif seperti program energi terbarukan, pengelolaan limbah yang lebih baik, serta perluasan area hijau di kota.

Bayangkan anak-anak kita bisa bermain di taman yang asri, udara yang mereka hirup segar, jauh dari polusi. Dengan pengurangan emisi yang dihasilkan oleh proyek-proyek ramah lingkungan ini, kota kita bisa menghasilkan kredit karbon yang kemudian dijual kepada negara atau perusahaan yang membutuhkan.

Dari sini, Surabaya tidak hanya berkontribusi pada lingkungan global, tetapi juga mendapatkan manfaat finansial untuk terus membangun kota yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Namun, pada titik ini, mungkin ada sektor-sektor yang masih butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Misalnya, sektor industri dan transportasi yang masih bergantung pada energi fosil. Mereka dapat membeli kredit karbon dari pasar regional, sebagai langkah awal menuju transisi yang lebih besar.

Tidak semua perubahan bisa terjadi seketika, tapi setiap langkah kecil membawa kita lebih dekat pada tujuan yang sama: Surabaya yang lestari dan sejahtera.

Menyeimbangkan Pembangunan dan Lingkungan

Ini adalah tentang keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan. ACMA memberi kita peluang untuk bergerak maju tanpa meninggalkan jejak kerusakan yang tak bisa diperbaiki.

Bayangkan kota ini dengan transportasi publik yang ramah lingkungan, industri yang lebih bersih, dan lingkungan yang lebih sehat. Ini bukan mimpi jauh. Dengan skema perdagangan karbon, kita bisa meraih semua itu.

Setiap ton karbon yang kita kurangi bukan hanya angka di atas kertas, tetapi napas yang lebih segar bagi warga, lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak kita.

Menggerakkan Hati dan Perubahan

Namun, semua ini tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah atau industri besar. Kita semua perlu terlibat.

Setiap tindakan kecil yang kita ambil untuk mengurangi emisi karbon – mulai dari menggunakan transportasi umum, mengurangi sampah plastik, hingga mendukung produk-produk lokal yang ramah lingkungan – semuanya berkontribusi pada perubahan besar. Jika kita semua merasa terhubung dengan masa depan kota ini, kita akan tergerak untuk bertindak.

ACMA membuka peluang, tetapi keputusan untuk menjadikannya kenyataan ada di tangan kita. Surabaya memiliki potensi untuk menjadi kota yang tidak hanya memajukan ekonomi, tetapi juga peduli pada lingkungan.

Setiap pohon yang ditanam, setiap energi bersih yang digunakan, setiap emisi yang dikurangi adalah warisan yang kita tinggalkan untuk generasi mendatang. Di bawah skema perdagangan karbon, Surabaya bisa menjadi pelopor, menunjukkan pada dunia bahwa pembangunan yang berkelanjutan bukan hanya mungkin, tetapi adalah tanggung jawab bersama.

Mari kita bersama-sama menjaga Surabaya agar tetap menjadi tempat yang layak untuk ditinggali, bagi kita, bagi anak-anak kita, dan bagi mereka yang akan datang setelah kita. Dengan ACMA, kita bukan hanya membangun kota, tetapi juga masa depan yang lebih baik. (*)