Top Secret: Waspadai Fufufafa!

Media seharusnya belajar dari pengalaman pertama Jokowi masuk gorong gorong yang kemudian menyebabkan kerusakan NKRI akibat media membangun narasi yang sebagian besar itu bertolak belakang dengan fakta, seolah Jokowi seorang Hero yang datang untuk menyelamatkan NKRI.

Oleh: Ferry Is Mirza DM, Wartawan Utama Sekwan Dewan Kehormatan Pengurus PWI Jatim

ADA yang perlu diselidiki lebih jauh: keputusan Presiden Prabowo Subianto menetapkan Kabinet. Yaitu sebelum 13 Oktober 2024 berbeda dengan keputusan sesudah ia dipanggil ke Solo tanggal 13 Oktober 2024 menghadap Joko Widodo.

Perhatikan dan cermati saja seluruh air muka, raut wajah, gesture, dan gimmick Prabowo mulai dari Pasca Pertemuan Solo hingga pelantikan Presiden 20 Oktober 2024 dan pelantikan Wamen, beda banget dengan sebelumnya. Itu jelas menunjukkan mental yang sedang Under Peessure!

Pertemuan Solo Melahirkan "Panca Wajib" yang mesti dilakukan oleh Prabowo, yaitu (1) Maafkan, lindungi dan rehabilitasi nama baik Fufufafa; (2) Menjamin Keselamatan Seluruh Keluarga Jokowi dari amuk massa dan tuntutan publik;

(3)Tidak melibatkan PDI-P dan Megawati dalam Kabinet dan Pemerintahan; (4) Kokohkan 16 menteri Jokowi ke dalam Kabinet Merah Putih; (5) Lanjutkan Program Kerja Sama dan Hubungan and/or Kemitraan Strategis dengan RRC yang telah dirintis oleh Jokowi.

Faktanya (post factum politicum): A. Luhut Binsar Pandjaitan yang telah dikukuhkan sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional, B. Hanya sehari pasca pelantikan 20 Oktober, Senin 21 Oktober WaPres Fufufafa menerima dan menandatangani perjanjian "Keberlanjutan Kerjasama dan Kemitraan Strategis dengan RRC".

Ingat: seluruh aksi dan proses under cover politics itu didesain oleh MSS dan Beijing (!).

Key point: mengapa Prabowo mau dan tunduk begitu saja kepada tekanan dan intervensi Jokowi, bagai Kerbau Dicucuk Hidungnya? Karena Owie pegang semua Truf Cards 08, di samping rasa "hutang budi politik" Prabowo kepada Owie yang telah menolong dia jadi Presiden! NB: Sebenarnya Hasyim Djojohadikusumo pun kecewa berat dengan "Komunike Solo" (!)

Overall Conclusion: Kabinet Merah Putih "Fufufafa" adalah Rezim Jokowi Jilid-III

Menanti 100 Hari Kerja Presiden, Sementara Buzzer Berkerja Keras Untuk Mengangkat Kinerja Fufufafa dan menenggelamkan Presiden Prabowo.

Rakyat disuguhi pidato pertama Presiden terpilih Prabowo Subianto, seolah membangun harapan baru, memberikan udara segar untuk rakyat, rakyat punya sedikit harapan untuk adanya perbaikan nasibnya.

Para elit, akademisi, aktivis, semua berkomentar positif atas pidato tersebut... Good Job, itu kesan pertama... paska pelantikan.

H+1 Rakyat dikejutkan dengan breaking news dari Istana, bahwa Presiden melantik Luhut Binsar Panjaitan (LBP) sebagai Ketua Dewan Ekonomi... Blasss... rakyat terperanjat... why, how and what happened...?

LBP yang kita tahu era Jokowi kemarin adalah Lord of the King Indonesia, menteri segala urusan, Dalang dari permainan boneka China, yang konsen terhadap agenda China.

Rakyat berpikir era Jokowi selesai, maka peran LPB pun selesai, tapi ternyata Salah Besar...

Rupanya Prabowo belum kuat untuk bisa lepas dari Jokowi Cs, padahal sebagai seorang Presiden, beliau punya Hak Prerogatif untuk menentukan apapun untuk menunjang kerjanya selama 5 tahun ke depan.

Surprise diberikan Prabowo pada H+1...

So… hampir semua kecewa, ternyata kabinet PS selain kabinet balas jasa juga melanjutkan agenda Jokowi, artinya..?

Apakah ini bisa disebutkan bahwa Jokowi 3 Periode sedang dilakukan, hanya ganti casing...

Pertanyaannya:

Haruskah rakyat menunggu 100 hari kerja Presiden untuk mendapatkan jawaban yang benar..? Apa yang harus dilakukan rakyat atas realita ini..? Masihkah ada harapan yang baik di tengah kondisi rakyat yang sudah hancur dan apatis...

Yang jelas tugas Oposan bertambah berat dan akan sangat panjang durasinya.

Key maker ada di presiden terpilih. Sehebat apapun invisible hand tetap tidak bisa mengeluarkan kebijakan, Prabowo dalam himpitan orang-orang Jokowi yang belum puas untuk memiskinkan rakyat Indonesia, apakah LBP sengaja disusupkan untuk mengawal proyek oligarki berkedok PSN yang tentunya bukan saja sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional melainkan lebih sebagai Dewan Pengarah Fufufafa untuk membangun citra yang sebenarnya sudah diketahui oleh publik.

Media seharusnya belajar dari pengalaman pertama Jokowi masuk gorong-gorong yang kemudian menyebabkan kerusakan NKRI akibat media membangun narasi yang sebagian besar itu bertolak belakang dengan fakta, seolah Jokowi seorang Hero yang datang untuk menyelamatkan NKRI.

Tumpukan hutang dan proyek-proyek oligarki yang berkedok PSN menjadi PR besar bagi presiden terpilih. Wacana untuk menenggelamkan Kinerja presiden dan mem-blow up kinerja wapres sudah dimulai dari hari pertama.

Waspada...! Bu Megawati saja, dikhianati apalagi Pak Prabowo? Mengutip pernyataan Pengamat Pertahanan Militer dan Akademisi (Dr. Conny Bakrie). (*)