Analisis SWOT Anies Berdasarkan Artikel

Dukungan dari berbagai kalangan dan kemampuan untuk tetap relevan dalam panggung politik memberikan peluang besar bagi Anies, meskipun lingkungan politik yang dinamis dan sering tidak stabil dapat menjadi kendala utama dalam mencapai tujuan politiknya.

Oleh: Guntur Surya Alam, Dokter SpB, Sp BA (K) Dig, MPH, FICS

DALAM Freedom News (OPINI NASIONAL 30 MAY 2024) terdapat satu artikel yang ditulis oleh Mochamad Toha, Wartawan Freedom News, berjudul: “Ingat, Anies Itu Musuh Oligarki: Bakal Dibegal Terus!”.

Disebutkan, hari-hari ini masih ada saja yang bersikeras mendorong agar Anies Baswedan maju pada kontestasi Pilgub Jakarta (baca: Daerah Khusus Jakarta) November 2024 nanti. Anies sendiri hingga kini belum menyatakan kesediaannya untuk ikut atau tidak pada Pilgub 2024.

Tampaknya, “bujukan” dari beberapa partai, relawan, dan orang-orang terdekat Anies tidak serta-merta diiyakan oleh Anies. Mengapa Anies belum juga mau menjawab dukungan mereka, dapat dipastikan bahwa Anies sudah tahu apa yang bakal terjadi jika ia menyatakan bersedia.

Berbagai dalih pun disampaikan oleh mereka. Antara lain, dengan bekal kemenangan 40 persen suara saat Pilpres 2024 lalu, Anies berpeluang akan memperoleh suara terbanyak dalam Pilgub Jakarta 2024 nanti. Jika Anies tidak ikut Pilgub Jakarta, dia tidak akan punya panggung lagi.

Namun, sayangnya mereka tidak berpikir, bagaimana seandainya Anies akan mengalami seperti saat Pilpres 2024 yang pada akhirnya “dikalahkan” MK, kemudian ditetapkan KPU dengan hasil: Paslon 02 Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka sebagai yang Terpilih?

Strengths (Kekuatan)

Pertama; Pengalaman dan Rekam Jejak:

Bahwa Anies jelas memiliki pengalaman sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta kontribusi melalui program “Indonesia Mengajar”.

Kemenangan 40% suara di Pilpres 2024 menunjukkan dukungan yang kuat di Jakarta, memberikan basis dukungan signifikan untuk Pilgub Jakarta (Daerah Khusus Jakarta).

Kedua; Program Kampanye Inovatif:

Program "Desak Anies" menunjukkan kemampuan Anies dalam kampanye dialogis yang mampu menarik perhatian dan dukungan dari pemilih rasional (Swing Voter).

Weaknesses (Kelemahan)

Pertama; Tidak Konsisten Menyatakan Kesediaan:

Anies belum menyatakan secara tegas kesediaannya untuk maju pada Pilgub Jakarta, menciptakan ketidakpastian di antara pendukungnya.

Kedua; Kerentanan terhadap Serangan Oligarki:

Anies dianggap sebagai musuh oleh oligarki yang memiliki kekuatan dan dana besar untuk menghalanginya melalui berbagai cara, termasuk pencurangan suara.

Opportunities (Peluang)

Pertama; Dukungan dari Berbagai Kalangan:

Dukungan dari partai politik, relawan, dan orang-orang terdekat Anies menunjukkan adanya peluang untuk mendapatkan dukungan luas jika ia memutuskan maju.

Kedua; Peluang untuk Melanjutkan Pengaruh:

Anies dapat terus memiliki panggung politik dan pengaruh di Jakarta serta nasional, bahkan jika tidak menjabat sebagai pejabat pemerintah, melalui program-program pendidikan dan kampanye.

Threats (Ancaman)

Pertama; Koalisi Oligarki:

Oligarki yang kuat dan terorganisir dengan baik dapat menjadi ancaman besar bagi kampanye Anies, dengan kemungkinan tindakan pencurangan suara yang lebih besar dibandingkan Pilpres 2024.

Kedua; Ketidakstabilan Politik:

Lingkungan politik yang tidak stabil dan penuh dengan intrik dapat mempengaruhi peluang Anies, dengan adanya tekanan dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan berbeda.

Kesimpulan

Anies memiliki potensi besar untuk meraih dukungan kuat dalam Pilgub Jakarta 2024, terutama dengan rekam jejaknya yang solid dan strategi kampanye yang inovatif. Namun, ketidakpastian terkait kesediaannya untuk maju serta ancaman dari koalisi oligarki yang kuat menjadi tantangan besar yang harus dihadapi.

Dukungan dari berbagai kalangan dan kemampuan untuk tetap relevan dalam panggung politik memberikan peluang besar bagi Anies, meskipun lingkungan politik yang dinamis dan sering tidak stabil dapat menjadi kendala utama dalam mencapai tujuan politiknya.

Apakah Anies bakal ikut kontestasi Pilgub Jakarta 2024? Kita tunggu dan lihat saja nanti bagaimana keputusan yang diambil Anies. Masih ada waktu pendaftaran hingga Agustus 2024. (*)