Bagus Juga IKN Untuk Kebun Binatang

IKN itu adalah proyek skandal Jokowi, kongkalikong DPR, kolaborasi China, serta penggusuran budaya. Mesti dibatalkan. Indonesia butuh prioritas program yang lebih memihak pada kebutuhan rakyat nyata.

Oleh: M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

IKN (Ibu Kota Negara) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, semakin tidak jelas meski masih ngotot agar jadi. Alih-alih berbondong-bondong investor datang dan berebut menanam modal, rasa sepi menyelimuti Joko Widodo.

Ia merasa perlu ditemani oleh para influencer. Ternyata itupun tetap masih merasa tidak nyaman bagi Jokowi berada di sana. "Gak bisa tidur," katanya. Gelisah dalam bayang-bayang kegagalan.

Dulu sewaktu meresmikan "Titik Nol" juga Jokowi kesepian dan gelisah hingga memperpendek jadwal untuk nginap di tenda. Teman-teman "influencer jin dan hantu" yang menemaninya tidak membuat dirinya tenang dan nyaman. Mungkin genderuwo dan Nyi Roro Kidul lebih senang masuk ke dalam kendi dan nyenyak tidur di atas tanah keramat yang dibawa oleh para Gubernur.

IKN 85% bakal mangkrak dan gagal. Prediksi IKN akan menjadi kota hantu semakin menguat. Oleh karenanya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berencana membentuk Badan Usaha Milik Otorita (BUMO). Badan ini bertugas "meramaikan" IKN. Konon segera dibuat bioskop dan kebun binatang. Nah, kebun binatang mungkin nantinya akan ditetapkan sebagai PSN (Proyek Stategis Nasional). Ada ular strategis, gajah strategis, dan kodok strategis. Bersuara "cuan, cuan, cuan"!

Rupanya instink Basuki sangat kuat, hutan yang dibabat dahulu akan kembali menjadi habitat untuk binatang. Biarlah bangunan yang ada nantinya untuk kandang, tentu Istana Presiden harus menjadi kandang singa, atau sekali-kali digunakan sebagai panggung atraksi berbagai jenis binatang. Jokowi boleh juga berkebun di area sana dan dipastikan bisa tidur nyenyak bersama kodok-kodok strategis nasional.

"Penajam Park Zoo" bagus juga. Usul nih, pak Jo, namanya mohon dipertimbangkan. Penghuninya berbaur dengan binatang politik "zoon politicon". Merujuk pada khutbah Kyai Hasyim Asy'ari Al KPU-iyah maka di sana berkeliaran manusia-manusia yang berbaju binatang. Serakah, maunya menang sendiri, penipu, pengkhianat, pemakan sesama, tak peduli, keji, dan arogan.

Setelah "soft ngantor" di IKN bersama tim influenza eh influencer rupanya bukan hanya tidak bisa tidur nyenyak tapi juga tidak betah tinggal di "hutan" berpenduduk "jadi-jadian" akhirnya setelah dua hari di IKN, Jokowi kembali ke Jakarta. Enakan di Jakarta ya Oom? Memang cocok jika IKN hanya menjadi tempat wisata dengan Kebon Binatang sebagai iconnya.

Soft ngantor dengan fokus perhatian dan pemberitaan pada Istana Presiden menggambarkan IKN ini memang bukan kepentingan rakyat tetapi kepentingan Presiden. Nafsu raja atau implementasi dari feodalisme atau jokowisme dalam bentuk bangunan-bangunan lucu. Pamer pemborosan dan kekonyolan sang penguasa negeri.

IKN itu adalah proyek skandal Jokowi, kongkalikong DPR, kolaborasi China, serta penggusuran budaya. Mesti dibatalkan. Indonesia butuh prioritas program yang lebih memihak pada kebutuhan rakyat nyata.

IKN mercusuar brutal yang hanya mimpi, mainan dan monumen dari ketidakbecusan Jokowi.

Kebun binatang "Penajam Park Zoo" ya Pak Jo.. (*)