Sosok “Gus M” Keliling Pesantren Melemahkan AMIN: Gus Miftah?

Jakarta, FreedomNews – Seorang santri senior membongkar gerakan “Gus M” keliling pesantren untuk melemahkan pasangan AMIN (Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar) dengan iming-iming bantuan dana. Gus M ini mendatangi pesantren dengan membawa uang berkoper-koper yang siap diberikan jika sudah “sepakat”.

Santri bernama Muhammad Husnil itu mengungkap gerakan Gus M ini ketika diwawancarai oleh Bambang Widjojanto dalam podcast-nya yang mulai beredar sejak akhir Oktober 2023. Tentunya tayangan berdurasi sekitar 36:58 detik itu sangat menarik untuk ditelusur.

Menurut Ustadz Husnil, “Gus M” dikabarkan menyisir pesantren ke pesantren di sepanjang Jawa Timur, khususnya Tapal Kuda, dan menarkan bantuan antara Rp 500 juta hingga Rp 3 miliar untuk tidak memilih pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar.

Beberapa pesantren besar menolak dengan alasan santri tidak boleh dijadikan obyek. "Santri harus jadi subyek, sebagamana misi visi pasangan Amin," kata ustadz Muhammad Husnil, alumni Pondok Pesantren Tarbiyatul Banin, Kelurahan Kaliwadas Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, dalam dialog podcast Bambang Widjojanto, Senin, 30 Oktober 2023.

Ustadz yang juga penulis ini menilai upaya "menyogok" ponpes dengan sejumlah nilai uang sangat tidak sejalan dengan keputusan saat Gus Imin berpasangan dengan Anies, yakni saatnya santri jadi presiden dan wakil presiden.

Menurutnya, Amin datang ke pesantren membawa pesan masa depan kepada santri. Bukan Dana Abadi sebagaimana pidato Gibran Rakabuming Raka ketika deklarasi pencapresan berpasangan dengan Prabowo Subianto.

“Dana abadi itu sudah ada dalam APBN sebagaimana disampaikan Menkeu Sri Mulyani. Dana itu sudah ada dalam APBN 2024,” tegas Ustadz Husnil.

Sementara pasangan Amin datang dengan penawaran masa depan, khususnya para santri ketika akan kuliah tidak perlu ikut ujian persamaan. Mereka dapat memilih jurusan dan universitas mana saja yang mereka inginkan.

Sebagaimana diketahui, santri ponpes rata-rata belajar ilmu agama 80%-100% tanpa belajar ilmu umum, seperti fisika, kimia, dan matematika.

Pilihan rasional inilah yang sangat dinanti para kiai, pimpinan ponpes. "Makanya ketika Amin jalan sehat, jalan sarungan dipenuhi para santri. Mereka datang dengan ikhlas, tanpa bayaran,” ungkap Muhammad Husnil.

“Jadi wajar ketika Gus M datang dengan tawaran uang berkoper-koper mereka menolak. Mereka memilih masa depan cerah, bukan uang,” tegasnya.

“Selain menolak dijadikan obyek, para kiai ponpes besar juga berhitung, jika jumlah santrinya 5.000 orang, tiap bulan pemasukan Rp 1 juta saja, berarti sudah Rp 5 miliar dibandingkan bantuan yang ditawarkan sekali saja,” ungkap Ustadz Husnil.

Sosok Gus Miftah?

Siapa sebenarnya sosok “Gus M” yang dimaksud dalam wawancara Bambang Widjojanto dengan Ustadz Muhammad Husnil itu, sayangnya keduanya tak mau menyebutnya. Namun, sumber Freedom News yang dekat dengan kalangan pesantren menyebut, sosok "Gus M" yang dimaksud itu adalah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah.

Sebelumnya, Gus Miftah secara eksplisit memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) pada Pemilu 2024. Dukungan itu dinilai akan berdampak positif pada elektoral bakal capres Prabowo Subianto.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyatakan, dukungan yang disampaikan Gus Miftah akan menjadi katalis positif bagi Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang pada akhirnya memasangkan dengan Gibran Rakabuming Raka.

Putra Presiden Joko Widodo yang kini masih menjabat Walikota Solo itu kini sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

“Apa yang disampaikan Gus Miftah menjadi sebuah sesuatu yang positif bagi Prabowo, karena sudah mendapatkan dukungan dari Gus Miftah dan gurunya Habib Luthfi,” kata Ujang dalam keterangannya, Senin (11/9/2023).

Ujang mengungkapkan, didapatkannya dukungan dari Gus Miftah hingga tokoh bangsa seperti Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, akan menjadi keuntungan bagi Prabowo. Apalagi saat ini perebutan suara untuk mendapatkan dukungan nahdliyin semakin memanas.

“Tentu ini menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi Prabowo di tengah ingin memperebutkan suara dari kalangan nahdliyin,” ujar Ujang. Ia pun menilai, sampai saat ini Prabowo masih menjadi capres yang mendapatkan dukungan tertinggi dari kalangan NU.

Karenanya, Ujang meyakini jika Prabowo terus berkunjung ke Jawa Timur, bukan tidak mungkin hal itu akan mempengaruhi elektabilitas dan juga berpotensi merebut suara dari kalangan nahdliyin di Jatim.

“Itu sesuatu yang bagus bagi Prabowo untuk terus road show kepada ulama-ulama kepada kiai-kiai yang memiliki basis akar rumput dari kalangan nahdliyin,” tegas Ujang.

Sebelumnya, bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto menghadiri acara di Ponpes Ora Aji yang dipimpin Gus Miftah di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dalam acara itu, Prabowo memberikan surat tugas kepada Gus Miftah, yang di depan massa yang hadir.

“Memberikan tugas kepada Miftah Maulana Habiburrahman, Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk melaksanakan silaturahmi dengan para alim ulama, habaib, tokoh masyarakat, dan seluruh rakyat Indonesia guna memohon doa restu dan dukungan untuk Haji Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden Republik Indonesia tahun 2024,” ucap Gus Miftah membaca surat dari Prabowo.

“Kalau saya jelas iya (bulat dukung Prabowo), karena perintah kiai-kiai saya, perintah Habib Luthfi serta sesepuh-sesepuh, salah satunya supaya saya bisa memfilter kelompok-kelompok yang dalam tanda kutip agak keras,” pungkas Gus Miftah.

Jika benar “Gus M” yang keliling pesantren dengan membawa berkoper-koper uang tunai itu adalah Gus Miftah, berarti sumber dananya dari Koalisi Indonesia Maju, pengusung Prabowo – Gibran. (*)

Mochamad Toha, Iriani Pinontoan