Diskusi Sekber KIB – IKTA: Menjawab Masa Depan Kritis untuk Ciptakan Pemimpin Demokratis
Pekanbaru, FreedomNews – Sekretariat Bersama Kuning-Ijo-Biru (Sekber KIB) kolaborasi dengan Kampus IKTA (Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah) menggelar diskusi publik dengan tajuk “Menjawab Masa Depan Kritis untuk Menciptakan Pemimpin yang Demokratis”.
Acara yang dimulai pada Rabu pekan lalu di Kampus IKTA, Pekanbaru, Riau, itu dibuka oleh Presiden BEM IKTA Dio Berizan Effendy, kemudian sambutan Rektor IKTA, Dr. Riffa Yanti. Menurut Dr. Riffa Yanti, yang menggugah mahasiswa untuk bangkit kembali adalah menuntaskan Reformasi.
“Hanya kebangkitan mahasiswa yang bisa mengembalikan reformasi,” tegas Riffa Yanti. Koordinator Sekber KIB Habil Marati turut memberikan Pidato. Habil menyoroti konsistensi ketatanegaraan pada era Reformasi terutama era saat ini yang sudah menyimpang jauh.
“Rezim berusaha Menunda Pemilu, perpanjangan dan upaya 3 periode yang gagal dilakukan. Kini MK sudah menjelma jadi Mahkamah Keluarga,” ucap Habil di hadapan ratusan mahasiswa IKTA.
Menurutnya, banyak anggaran APBN diakal-akalin untuk kepentingan penguasa. Banyak sumpah yang tidak korelasi dengan kesejahtraan. “Akibatnya negara jauh dari amanat proklamasi,” tandas Habil.
Habil Marati ingatkan mahasiswa soal kepemimpinan ke depan untuk membangun negeri Indonesia lebih baik. Mahasiswa jangan salah pilih lagi, yakni pilih Anies Baswedan yang sudah jelas track record-nya.
“Anies Baswedan akan amanah dan menuntaskan agenda reformasi,” tegasnya.
Pidato Prof Anwar Sanusi lebih menyoroti terjadinya pelanggaran yang serius terutama soal upaya mendestruksikan politik hukum untuk kemauan penguasa. Untuk itu mahasiswa mesti pilih Anies Baswedan yang di luar orbit kekuasaan ini.
Sementara, akademisi yang juga pengamat politik Rocky Gerung menyoroti politik dinasti, sehingga kita alami kemunduran. Bung Karno bilang beri 10 pemuda hebat, akan ku guncang dunia. “Kini ada 1 orang pemuda akan jadi tertawaaan dunia,” ujar Rocky Gerung.
“Bagaimana bisa kontestasi sepenting Pilpres menjadi ajang coba-coba hanya untuk kepentingan kelanjutan kekuasaan Jokowi,” imbuhnya. Rocky sebutkan Pilpres tidak akan berjalan normal, pasti ada kecurangan mengulangi pilpres lalu.
“Maka Mahasiswa harus berjuang untuk melawan politik dinasti,” tandas Rocky.
“Sudah waktunya gelorakan Perubahan dengan mendukung dan memenangkan pasangan AMIN,” pungkas RG panggilan akrabnya.
Diskusi dihadiri ratusan mahasiswa yang antusias, bersemangat dan kritis kepada para narasumber.
Turut serta hadiri acara tersebut aktivis KIB, Yasin Kara (Eks DPR PAN), Sirojudin Wahab (Golkar), Andrianto Andri Aktivis Pergerakan 98. (mth/*)